Al-Maidah :51 VS Demokrasi & Bhineka Tunggal Ika?
Nama: Fauwaz Ahmad Raihan
Ilmu Ekonomi 2015
Universitas Brawijaya
Kandungan Al-Maidah:51?
beberapa
waktu yang lalu dunia maya sempat heboh terkait statement Ahok yang secara
langsung menghina al-quran. Tidak sedikit netizen-netizen mengkritik statement
beliau atas penghinaan al-quran bahkan tidak sedikit ulama yang menjadikan ini
masalah serius bagi kemasahatan umat, umat muslim khususnya. Adapun kandungan surat
Al-Maidah:51 yang berisi :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian); sebagian
mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Barang siapa di atara kalian
mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Secara
singkat kandungan Al-Maidah:51 merujuk kepada umat muslim untuk tidak/jangan
memilih golongan Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin kita (Umat
Muslim). Simplenya kita (Muslim) akan menjadi golongan mereka jika kita memilih
mereka (dalam kasus ini Ahok). Oke dari sini kita paham bahwa permasalahannya
adalah selain Ahok menghina ayat suci Al-Quran dia juga adalah seorang Nasrani jadi kita tidak boleh memilih
dia sebagai pemimpin ibu kota Jakarta. Saat ini kita punya pertanyaan
selanjutnya “Apa itu Pemimpin? Apakah Ahok
seorang Pemimpin? “ ini lah yang akan kita bahas.
Bagaimana Perspektif Umum
Masyarakat Indonesia Terhadap Kasus Ini?
Jika
kalian marah terhadap sikap Ahok its fine, itu adalah reaksi yang wajar dalam menghadapi
masalah ini sebab masalah ini sudah menyinggung hal yang sangat sensitif di
negri kita ini yaitu Agama. jangankan kasus ini, sebelumnya banyak kasus yang
menyinggung agama dan berakhir dengan perang antar agama.
Ironis
memang melihat negara kita yang memiliki spirit kebersamaan. Disisi lain
kebersamaan itu yang berhembuskan “bhinek
tunggal ika” menjadi kekuatan dan disisi lain menjadi kelemahan kita. Tidak
lain tidak bukan Agama yang menjadi awal dan akhir mula permasalahan. Padahal
semua agama mewajibkan setiap penganutnya untuk hidup berdampingan. Jadi yang
bermasalahan disini “Agamanya atau
penganutnya?”.
Sebagai
mahasiswa (saya pribadi) yang katanya memiliki intelektualitas yang tinggi
harusnya melihat masalah ini secara cermat, sepatutnya kita dapat memberikan
padangan yang berbeda kepada masyarakat atas kasus ini. Jangan sampai kita
memiliki pola pikir yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Jika hal itu
terjadi peran kita sebagai “Social
Control” rasanya kurang berhasil. Cobalah kalian khususnya mahasiswa atau
yang membaca ini untuk mengkaji lebih komperhensif suatu masalah dari berbagai
perspektif untuk menemukan solusi.
Apakah Demokrasi Hanya Berpihak
Kepada Muslim?
Cobalah
untuk menjawab permasalahan ini “Apakah Ahok salah jika mencalonkan dirinya
menjadi gurbernur DKI Jakarta?” tidak,
semua orang dengan berbagai agama dan latar belakang bebas untuk mencalonkan dirinya
menjadi pemimpin daerah.
Seperti ini lah sistem kita, sistem demokrasi dimana semua
lapisan masyarakat bebas mencalonkan menjadi “wakil rakyat”. Sistem kita adalah
sistem yang unique dalam arti sistem kita hanya dapat bekerja
pada negara-negara yang berlabel “multikultural”.
Bandingkan dengan Amerika, Perancis, Korut dan negara lainnya, saya rasa akan
banyak perpecahan yang terjadi jika mereka menggunakan sistem demokrasi pada
negara mereka.
Kasus
Ahok memunculkan pertanyaan kepada sistem demokrasi kita yakni “Apakah pantas
sistem demokrasi di implementasikan di Indonesia yang mayoritas muslim? Apakah
sistem demokrasi tidak dapat memenuhi kebutuhan politik di Indonesia?”
“Bhineka Tunggal Ika” satu kalimat yang
sangat familiar di telinga kita bukan?, berbeda-beda tapi satu. Indonesia
memiliki berbagai suku, agama, ras yang sangat banyak, hal ini lah yang
melandasi sistem pemerintahan kita. Kita berbeda dengan negara Arab, Turki,
Inggris, Amerika dan negara lainnya sebab latar belakang kita, sejarah bangsa
kita yang mengantarkan kita hingga saat ini.
Bagi
saya Ahok tidak salah mencalonkan dirinya sendiri jika kita memiliki dan
menerapkan sistem demokrasi dan asas bhineka tunggal ika. Jika menurut kalian
ahok itu salah saya rasa kalian harus melihat paspor kalian kembali mungkin
saja saat ini kalian di Indonesia hanya liburan hehe.
Perspektif Saya Dalam Masalah Ini?
Saya
sebagai mahasiswa yang memiliki opini khususnya untuk kasus ini tentu saya
memiliki pandangan sendiri. Berhubung dengan pertanyaan diatas yakni “Apa itu Pemimpin? Apakah Ahok seorang Pemimpin? “ saya akan menjawab pertanyaan ini
dari perspektif saya dan memberikan padangan saya sendiri.
“Apakah
Ahok Seorang Pemimpin?”
jawaban saya TENTU TIDAK jika kita lihat dari esensi
pemimpin itu sendiri tetapi Ahok adalah seorang pemimpin jika kita melihat Struktural,
Jabatan dan Fungsional atau bisa kita sebut pimpinan. inilah mindset yang terjadi di tengah masyarakat kita
bahwa seorang pemimpin struktural atau pimpinan daerah dikaitkan dengan
pemimpin umat daerah tersebut. harusnya
mindset ini yang harus kita reset ulang inilah mindset yang kurang tepat dan
dapat menyebabkan persamalahan selanjutnya yang menyinggung agama.
“Apa
itu Pemimpin?” and well ini
adalah pertanyaan yang simple tapi cukup sulit jika pertanyaan ini dijadikan
Pop Quiz (pertanyaan dadakan) haha, saya rasa semua orang punya pandangan yang
berbeda atas apa itu Pemimpin dan
sampai saat ini tidak ada indikator yang pasti atas apa itu Pemimpin. Saya rasa kalian yang membaca
ini tau Animimasi kartun Naruto
bukan? Naruto anak yang diasingkan, dihina, dikucilkan oleh masyarakat bahkan
dia disingkirkan. Tapi dia tidak menyerah dengan keadaannya, dia tidak
menyalahkan orang tuanya yang menjadikannya wadah dari Kyubi (red- hewan mitologi jepang yang memiliki ekor 9 biasanya
rubah). Hal yang menyebabkan naruto diperlakukan yang tidak pantas oleh
lingkungannya bahwa dia memiliki monster ditubuhnya dan dapat membahayakan
masyarakat yang berada didekatnya. Tidak hanya sesekali naruto menangis saat
kecil bahkan ratusan kali, tapi dia tidak menyerah dia tidak perduli dengan
ocehan masyarakat sekitarnya dan terus maju mengejar impiannya yaitu menjadi
hokage dan menyelamatkan Sasuke. Hingga pada akhirnya dia menyelamatkan desanya
dari serangan Akatsuki (red-kelompok
berbahaya) bahkan mengalahkan ketuanya hingga dia di akui keberadaannya dan di
anggap pahlawan. Tidak sampai disitu berbagai rintangan naruto lewati untuk
mencapai tujuannya menjadi hokage tujuan dia yang sangat sulit adalah menyelamatkan
temannya yakni Sasuke. Well saya
tidak mau bercerita disini dan saya rasa kalian mungkin tau alur cerita naruto
jika tidak kalian bisa baca komik atau menonton filmnya haha. Dan bagi saya pemimpin
adalah hanya didapat dari sebuah proses, proses yang panjang dimana seorang
pemimpin menghubungkan satu dengan yang lainnya, membawa harapan setiap orang
tanpa terkecuali, dia di akui oleh semua lapisan masyarakat bahkan kubu,
kelompok, komunitas ataupun parpol tidak memprotes ketika dia menjadi pemimpin.
Jadi pemimpin itu dialah yang diakui
oleh semua orang tanpa terkecuali, menghubungan satu dengan lainnya untuk
memecahkan jarak, membawa semua penderitaan dipunggungnya dan memberikan
harapan dari tangannya dengan senyum dari wajahnya.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang kita dapat dari kasus di atas adalah yakni
·
bahwa Ahok bukanlah pemimpin tapi dia adalah pimpinan
struktural dari sebuah jabatan yang
dia emban. Apakah ketika Ahok mengantikan pak jokowi semua orang senang? Tidak,
banyak yang tidak senang berarti berdasarkan penjelasan apa itu pemimpin ia
bukan pemimpin dalam arti sesungguhnya. Dia tidak diakui beberapa masyarakat
sebagai pemimpin yang pantas untuk DKI
Jakarta.
·
Terkait surat Al-Maidah:51 kita harus
menafsirkan bahwa pemimpin di dalam ayat tersebut masih secara umum terlebih
lagi mind set masyarakat kita bahwa pimpinan adalah sebuah pemimpin itu sama,
nyatanya hal tersebut berbeda. Ini yang harus kita benahi bahwa Ahok itu
seorang pimpinan bukan seorang pemimpin. Jika mind set ini terus berlanjut
hal-hal ini akan terus terjadi dan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya
perang antar agama.
·
Dimanapun kita berada sebagai warga
negara Indonesia kita menjunjung tinggi “Bhineka
Tunggal Ika” jangan mudah terpancing sebuah sensasi semata yang akan
merusak keharmonisan antar umat beragama. Mahasiswa sebagai Social Control cobalah untuk menjadi
penengah diantara konflik-konflik sosial yang masalahanya bernotabene Klasik. Masalah ini adalah masalah
klasik.
Sebenarnya selain masalah statement
Ahok yang sedikit kontroversial saya melihat bahwa mindset masyarakat kita
khususnya muslim masih berpikiran bahwa gurbernur, walikota, bupati adalah
seorang pemimpin, nyatanya mereka adalah seorang pimpinan sebuah struktur
pemerintahan. Didalam sistem demokrasi siapapun boleh mencalonkan dirinya
menjadi seorang pimpinan Jakarta, jika kalian pantas manjadi pemimpin dan
pimpinan masa depan, why not?
sangat bagus sekali untuk dibaca kak
ReplyDeletebronet 24 jam
A huge thanks to you for sharing this Blog your blog content is very nice ,I have read your blog your blog information is very useful.
ReplyDeletehttps://faizanquranacademy.com/
online quran classes with tajweed
Titanium Phone Case - Titanium Art
ReplyDeleteT-Titanium is buy metal online one titanium trim as seen on tv of the best-selling T-T-Treme designed in our Сustomer titanium framing hammer inventory. Buy it titanium charge online with the titanium quartz T-T-Treme Design Team.